Percakapan dua insan mahasiswa, gw sebagai Dika (emang nama gw kali om...) dan Ferdi sebagai temen gw (==')
Ferdi : (seperti sedang mengendus sesuatu, bayangkan sendiri wajahnya) "Dik, lu pake Vitalis Blossom ya??"
Gw : "Kok tau lu Fer?? Iya". *stay cool, padahal deg-degan takut disangka bencong (wujud asli gw takut terbongkar)
Ferdi : "Taulah, tu kan parfum cewek gw. Bau lu kayak cewek gw, pantes aja ada bebauan yg g asing dari bolongan hidung gw."
Gw : *lari terkiprit takut tiba-tiba si Ferdi megang tangan gw, meluk badan gw, dan nyosor kemudian bilang "Ohh... My darling I Love U..." *sambil joget dibalik pohon ala India
Jakarta, KabariNews.com - Berita menggembirakan bagi dunia perfilman di Tanah Air, pasalnya beberapa waktu lalu, salah seorang sutradara Indonesia baru saja memenangkan kompetisi Democracy Video Challenge yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Adhyatmika berhasil menyisihkan 700 peserta dari berbagai negara dalam kompetisi tersebut.
Seperti dikutip dari siaran pers yang dikeluarkan Kedutaan Besar Amerika Serikat,Adhyatmika menjadi salah satu pemenang dari enam pemenang kompetisi tahunan Democracy Video Challenge (DVC), kompetisi video pendek yang digelar dalam rangka merayakan demokrasi tingkat dunia ini merupakan ajang internasional yang digelar untuk kedua kalinya.
Lebih dari 700 peserta mengirimkan video sepanjang tiga menit karya mereka melalui YouTube dengan melengkapi pertanyaan Demokrasi adalah? Video karya Adhyatmika bertajuk ?Democracy Is Yet to Learn? (Demokrasi berarti kita masih harus belajar) (www.youtube.com/watch?v=uGIVYm-v3kM) memenangi tingkat wilayah Asia Tenggara.
Adhyatmika lahir di Jakarta dan lulus dari Puttnam School of Film, Lasalle College of The Arts di Singapura. Demokrasi bukanlah objek, namun sebuah proses, kata Adhyatmika sambil mencirikan karyanya sebagai ?komedi satiris surealis mengenai kehidupan demokrasi di Indonesia.
Adhyatmika beserta lima pembuat film pemenang lainnya dari Iran, Spanyol, Kolombia, Nepal dan Ethiopiamemperoleh biaya perjalanan penuh ke Washington D.C., Hollywood dan New York City pada bulan September. Di New York dan Hollywood, para pemenang akan mengunjungi lokasi pembuatan film/TV, dan akan bertemu dengan sutradara, teknisi film, agen pencari bakat profesional, dan ahli media baru. Di Washington, D.C., para pemenang akan bertemu dengan para penggiat demokrasi, kalangan media, serta pejabat pemerintah Amerika Serikat.
Program Democracy Video Challenge bermitra dan bekerjasama dengan institusi seperti Center for International Private Enterprise, International Republican Institute, International Youth Foundation, Motion Picture Association of America, NBC-Universal, National Democratic Institute, New York University?s Tisch School of the Arts, Recording Industry Association of America, TakingITGlobal, University of Southern California?s Annenberg School for Communication & Journalism, Departemen Luar Negeri AS, WME dan YouTube.
5 april 2005 adalah waktu yg menjadi cikal bakal lahirnya thr Black Rose.di mulai dari ajang kompetisi band sekolah hingga jalur indie sebagai batu loncatan untuk mengarah ke industri musik.dari sekian waktu yang telah kami lalui juga terjadi pergantian personil,sempat juga Black rose fakum untuk beberapa waktu yang cukup lama.dan sekarang ini kami mencoba berdiri kembali untuk melakukan perjalanan menuju cita2 kami.
Mgkn apa yg gw rasain sm dg apa yg lg dirasain Luis van Gaal, oh... Bukan, mgkn lbh tepatnya Frank Ribery. Ribery gagal maen di final dan dia jg gagal mengangkat trofi Champions League.
Setelah minggu kmrn gagal 2x kali, minggu ini gw gagal lagi. T.T , dan kegagalan gw kali ini jg diwarnai dg kemenangan tmen selorong gw. Ya, gw kalah dalam salah satu kontes yg diadain di kampus. (Yg pasti bukan kontes kecantikan =="). Oh dear... Kapan kemenangan itu menghampiri gw, gw lelah dg kegagalan ini... Tp gw yakin, suatu saat nti gw bakal MenanG!!
Ok, terakhir.. don't judge a person from profil picture!